Selalu al-Quran mengadakan timbalan di antara ancaman dan bujukan, atau siksaan dengan kurnia.
"Sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa ada tempat kemenangan." (ayat 31). Ketakwaan,
artinya usaha selalu memelihara hubungan yang baik dan mesra dengan Allah, sehingga hidup di dunia
diatur dengan melaksanakan perintah Ilahi yang tidak berat itu dan menjauhi apa yang dilarang;
menyebabkan selamat perjalanan hidup itu sampai kepada akhir umur. Di Akhirat kelak telah
disediakan baginya Mafaza; tempat berdiam dari orang-orang yang telah menang dalam menegakkan
kebenaran.
Tempat kemenangan itu ialah; "Taman-taman dan anggur-anggur." (ayat 32). Kebun-kebun yang subur,
penuh dengan tumbuh-tumbuhan, kembang-kembang berbagai warna disertai buah-buahan yang lazat
Collected at : http://groups.yahoo.com/group/rezaervani
citarasanya adalah tempat nikmat itu. Dan di antara buah-buahan yang banyak berbagai ragam, ada satu
yang istimewa, yaitu anggur-anggur. Karena anggur itu kecil mungil dan bijinya tidak mengganggu.
"Dan perawan-perawan muda yang sebaya." (ayat 33).
Taman-taman yang indah berwarna-wami, disertai buah-buahan yang lazat cita barulah lebih berarti
sebagai tempat orang yang menang dalam perjuangan menantang hawa nafsu dalam hidup di dunia ini,
kalau di dalamnya terdapat pula gadis-gadis perawan muda, yang di dalam bahasa Arab disebut
kawa`ib sebagai jama' dari ka`ib, yang berarti gadis remaja yang susunya masih tegang. Dan mereka
banyak, sebanyak diperlukan, dan usia mereka boleh dikatakan bersamaan belaka. Ditambah lagi; "Dan
piala-piala yang melimpah-limpah. " (ayat 34). Oleh sebab minuman senantiasa diedarkan dan tidak
pernah kekurangan, sehingga seketika mengisikan dan tempatnya ke dalam piala, sampai melimpah
karena penuhnya.
Niscaya datang pertanyaan; "Apa di syurga ada minuman keras?" "Tentu bukan minuman yang
menyebabkan mabuk dan hilang akal sebagai di dunia ini."
Kemudian datang lagi ayat berikutnya yang membedakan suasana syurga dengan suasana dunia ini;
"Tidak akan mereka dengar padanya kata-kata yang sia-sia dan tidak pula kata-kata dusta." (ayat 35).
Tepat sekali ayat 35 ini sebagai pengiring dari ayat 34 yang menerangkan bahwa di taman-taman dan
kebun-kebun yang indah itu dilengkapi dengan perawan-perawan jelita yang susunya masih padat
perawannya belum rusak, dan mereka banyak dan sebaya semua. Di dalam dunia ini kalau terdapat
tempat yang demikian, di sanalah bersarangnya segala nafsu kelamin yang cabul, yang disebut sex.
Jika di dunia ini taman-taman cinta birahi yang kaya dengan segala buah-buahan dan anggur, minuman
berbagai rupa, perempuan cantik yang menggiurkan dan menimbulkan nafsu, barulah meriah bila orang
telah mabuk-mabuk. Orang meminum tuak dan segala minuman keras ialah untuk menghilangkan rasa
malu di dalam berbuat segala macam kecabulan. Keluarlah di sana segala perkataan kotor dan jijik.
Maka suasana dalam syurga bukanlah demikian halnya. Bila disebutkan gadis-gadis remaja dan
perawan-perawan sebaya itu, rasa seni dan keindahanlah yang tergetar, bukan hawa nafsu kelamin.
Karena soal syurga bukanlah semata menghidangkan pemuas kelamin. Karena nafsu kelamin itu
apabila telah terlepas sehabis bersetubuh, kepayahan dan kelelahan badanlah yang tinggal. Lalu
menggerutu menyesali tenaga yang habis. Dan apabila diri telah mulai tua dan tenaga mulai hilang,
walaupun bagaimana seorang gadis remaja memperlihatkan badannya di muka si tua itu, syahwat tidak
tergerak lagi, sehingga timbullah kegemasan karena mulai "menghidupkan" alat yang telah mati. Di
saat demikian timbullah kemarahan dan kemendongkolan perempuan itu, sebab nafsunya tidak dapat
dilepaskan oleh si tua.
Lantaran itu sekali-kali tidaklah serupa nikmat kediaman di syurga itu dengan "nikmat" yang dirasakan
di dunia sekarang ini. Orang tua 75 tahun karena dia kaya-raya berbini muda usia 20 tahun' di dunia ini
sama dengan hidup di neraka! Yang ada dalam syurga adalah kedamaian fikiran, ketenangan dan
tenteram, tidak mendengar kata-kata sia-sia, sebagai banyak terdengar di dunia ini dan tidak pula
mendengar kata-kata bohong, yang selalu dipergunakan orang untuk suatu kesenangan dan kemegahan
bagi sendiri. Sehingga dapat dikatakan bahwa kesenangan duniawi, barulah didapat bila mau korupsi!
Diingatkan sekali lagi, bahwa-semuanya ini adalah; "Ganjaran dan Tuhan engkau.'' (pangkal ayat 36).
Disebutkan ini agar kita dapat memperbedakannya dengan kepelisiran di dunia, yang sebahagian besar
bukan karena ganjaran Tuhan, melainkan ganjaran syaitan, yang akhirnya bukan nikmat, melainkan
niqmat; alangkah jauh bedanya di antara nikmat dengan niqmat; "Pemberian yang cukup tersedia."
(ujung ayat 36). Artinya tidak pernah kering, tidak pernah tohor, seimbang di antara tenaga diri yang
diberikan Allah dengan nikmat yang tersedia di luar diri itu. Bukan seperti yang terdapat di dunia tadi;
seumpama kepelesiran yang berganda-lipat, dengan gadis-gadis remaja yang menggiurkan, namun bagi
seorang yang usianya telah tua, hanya menyebabkan tetes air liur saja.
Pada ayat 37 Allah menyatakan siapa diriNya dan bagaimana luas sifat RububiyahNya;
"Tuhan dari sekalian langit."(pangkal ayat 37). As-Samaawaati adalah kata jama' (banyak) dari as-
Samaa'. As-Samaa' artinya satu langit. As-Samaawaati artinya beberapa langit. Karena telah tersebut di
dalam al-Quran sendiri bahwa langit itu sampai tujuh banyaknya, lalu penafsir mengartikan dengan
sekalian langit atau beberapa langit. Begitulah penterjemahan bahasa yang dapat dipakai oleh penafsir
ini. Karena pemakaian kata jama' dari baitun yang berarti satu rumah, jama'nya ialah buyuutun yang
berarti banyak rumah. Dalam pemakaian kata sehari-hari bahasa Indonesia dan bahasa Melayu banyak
rumah disebut rumah-rumah.
Kitaabun untuk satu buku. Kutubun untuk banyak buku; dalam bahasa kita disebut untuk banyak;
buku-buku. Tetapi untuk langit kalau banyak tidak dapat disebut artinya menjadi langit-langit. Karena
langit-langit artinya bukanlah langit yang banyak, melainkan di dalam mulut kita yang sebelah ke atas!
Itu sebabnya maka Samaawaati selalu saya artikan sekalian langit. Supaya ahli-ahli terjemah sama
maklum adanya.
"Dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya." Artinya, bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta'ala
adalah Tuhan dari semuanya; Dia yang mengatur, Dia yang mentadbirkan perjalanannya. Dan lagi;
"Yang Maha Murah". Atau diartikan juga Maha Penyayang, yaitu artian yang kita ambil untuk nama
Allah: ar-Rahman; tidaklah mereka berkuasa berkata-kata kepadaNya." (ujung ayat 37).
Artinya, akan dirasakanlah betapa hebat Kebesaran dan Keagungan Allah Tuhan Sarwa Sekalian Alam
pada hari itu. Meskipun hari itu hari nikmat, hari orang yang bertakwa akan menerima ganjaran dan
kurnia Ilahi, meskipun bagaimana rasa gembira, namun kebesaran Ilahi itu menyebabkan tiada seorang
jua pun yang sanggup bercakap; mulut tertutup semuanya, ditambah lagi oleh rasa terharu setelah
menerima nikmat kurniaNya yang tiada tepermanai kemuliaan dan ketinggianNya itu.
Selalu al-Quran mengadakan timbalan di antara ancaman dan bujukan, atau siksaan dengan kurnia."Sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa ada tempat kemenangan." (ayat 31). Ketakwaan,artinya usaha selalu memelihara hubungan yang baik dan mesra dengan Allah, sehingga hidup di duniadiatur dengan melaksanakan perintah Ilahi yang tidak berat itu dan menjauhi apa yang dilarang;menyebabkan selamat perjalanan hidup itu sampai kepada akhir umur. Di Akhirat kelak telahdisediakan baginya Mafaza; tempat berdiam dari orang-orang yang telah menang dalam menegakkankebenaran.Tempat kemenangan itu ialah; "Taman-taman dan anggur-anggur." (ayat 32). Kebun-kebun yang subur,penuh dengan tumbuh-tumbuhan, kembang-kembang berbagai warna disertai buah-buahan yang lezat.
citarasanya adalah tempat nikmat itu. Dan di antara buah-buahan yang banyak berbagai ragam, ada satuyang istimewa, yaitu anggur-anggur. Karena anggur itu kecil mungil dan bijinya tidak mengganggu."Dan perawan-perawan muda yang sebaya." (ayat 33).Taman-taman yang indah berwarna-wami, disertai buah-buahan yang lazat cita barulah lebih berartisebagai tempat orang yang menang dalam perjuangan menantang hawa nafsu dalam hidup di dunia ini,kalau di dalamnya terdapat pula gadis-gadis perawan muda, yang di dalam bahasa Arab disebutkawa`ib sebagai jama' dari ka`ib, yang berarti gadis remaja yang susunya masih tegang. Dan merekabanyak, sebanyak diperlukan, dan usia mereka boleh dikatakan bersamaan belaka. Ditambah lagi; "Dan piala-piala yang melimpah-limpah. " (ayat 34). Oleh sebab minuman senantiasa diedarkan dan tidakpernah kekurangan, sehingga seketika mengisikan dan tempatnya ke dalam piala, sampai melimpahkarena penuhnya.Niscaya datang pertanyaan; "Apa di syurga ada minuman keras?" "Tentu bukan minuman yangmenyebabkan mabuk dan hilang akal sebagai di dunia ini."Kemudian datang lagi ayat berikutnya yang membedakan suasana syurga dengan suasana dunia ini;"Tidak akan mereka dengar padanya kata-kata yang sia-sia dan tidak pula kata-kata dusta." (ayat 35).Tepat sekali ayat 35 ini sebagai pengiring dari ayat 34 yang menerangkan bahwa di taman-taman dankebun-kebun yang indah itu dilengkapi dengan perawan-perawan jelita yang susunya masih padatperawannya belum rusak, dan mereka banyak dan sebaya semua. Di dalam dunia ini kalau terdapattempat yang demikian, di sanalah bersarangnya segala nafsu kelamin yang cabul, yang disebut sex.Jika di dunia ini taman-taman cinta birahi yang kaya dengan segala buah-buahan dan anggur, minumanberbagai rupa, perempuan cantik yang menggiurkan dan menimbulkan nafsu, barulah meriah bila orangtelah mabuk-mabuk. Orang meminum tuak dan segala minuman keras ialah untuk menghilangkan rasamalu di dalam berbuat segala macam kecabulan. Keluarlah di sana segala perkataan kotor dan jijik.Maka suasana dalam syurga bukanlah demikian halnya. Bila disebutkan gadis-gadis remaja danperawan-perawan sebaya itu, rasa seni dan keindahanlah yang tergetar, bukan hawa nafsu kelamin.Karena soal syurga bukanlah semata menghidangkan pemuas kelamin. Karena nafsu kelamin ituapabila telah terlepas sehabis bersetubuh, kepayahan dan kelelahan badanlah yang tinggal. Lalumenggerutu menyesali tenaga yang habis. Dan apabila diri telah mulai tua dan tenaga mulai hilang,walaupun bagaimana seorang gadis remaja memperlihatkan badannya di muka si tua itu, syahwat tidaktergerak lagi, sehingga timbullah kegemasan karena mulai "menghidupkan" alat yang telah mati. Disaat demikian timbullah kemarahan dan kemendongkolan perempuan itu, sebab nafsunya tidak dapatdilepaskan oleh si tua.Lantaran itu sekali-kali tidaklah serupa nikmat kediaman di syurga itu dengan "nikmat" yang dirasakandi dunia sekarang ini. Orang tua 75 tahun karena dia kaya-raya berbini muda usia 20 tahun' di dunia inisama dengan hidup di neraka! Yang ada dalam syurga adalah kedamaian fikiran, ketenangan dantenteram, tidak mendengar kata-kata sia-sia, sebagai banyak terdengar di dunia ini dan tidak pulamendengar kata-kata bohong, yang selalu dipergunakan orang untuk suatu kesenangan dan kemegahanbagi sendiri. Sehingga dapat dikatakan bahwa kesenangan duniawi, barulah didapat bila mau korupsi!
Diingatkan sekali lagi, bahwa-semuanya ini adalah; "Ganjaran dan Tuhan engkau.'' (pangkal ayat 36).Disebutkan ini agar kita dapat memperbedakannya dengan kepelisiran di dunia, yang sebahagian besarbukan karena ganjaran Tuhan, melainkan ganjaran syaitan, yang akhirnya bukan nikmat, melainkanniqmat; alangkah jauh bedanya di antara nikmat dengan niqmat; "Pemberian yang cukup tersedia."(ujung ayat 36). Artinya tidak pernah kering, tidak pernah tohor, seimbang di antara tenaga diri yangdiberikan Allah dengan nikmat yang tersedia di luar diri itu. Bukan seperti yang terdapat di dunia tadi;seumpama kepelesiran yang berganda-lipat, dengan gadis-gadis remaja yang menggiurkan, namun bagiseorang yang usianya telah tua, hanya menyebabkan tetes air liur saja.Pada ayat 37 Allah menyatakan siapa diriNya dan bagaimana luas sifat RububiyahNya;"Tuhan dari sekalian langit."(pangkal ayat 37). As-Samaawaati adalah kata jama' (banyak) dari as-Samaa'. As-Samaa' artinya satu langit. As-Samaawaati artinya beberapa langit. Karena telah tersebut didalam al-Quran sendiri bahwa langit itu sampai tujuh banyaknya, lalu penafsir mengartikan dengansekalian langit atau beberapa langit. Begitulah penterjemahan bahasa yang dapat dipakai oleh penafsirini. Karena pemakaian kata jama' dari baitun yang berarti satu rumah, jama'nya ialah buyuutun yangberarti banyak rumah. Dalam pemakaian kata sehari-hari bahasa Indonesia dan bahasa Melayu banyakrumah disebut rumah-rumah.Kitaabun untuk satu buku. Kutubun untuk banyak buku; dalam bahasa kita disebut untuk banyak;buku-buku. Tetapi untuk langit kalau banyak tidak dapat disebut artinya menjadi langit-langit. Karenalangit-langit artinya bukanlah langit yang banyak, melainkan di dalam mulut kita yang sebelah ke atas!Itu sebabnya maka Samaawaati selalu saya artikan sekalian langit. Supaya ahli-ahli terjemah samamaklum adanya."Dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya." Artinya, bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta'alaadalah Tuhan dari semuanya; Dia yang mengatur, Dia yang mentadbirkan perjalanannya. Dan lagi;"Yang Maha Murah". Atau diartikan juga Maha Penyayang, yaitu artian yang kita ambil untuk namaAllah: ar-Rahman; tidaklah mereka berkuasa berkata-kata kepadaNya." (ujung ayat 37).Artinya, akan dirasakanlah betapa hebat Kebesaran dan Keagungan Allah Tuhan Sarwa Sekalian Alampada hari itu. Meskipun hari itu hari nikmat, hari orang yang bertakwa akan menerima ganjaran dankurnia Ilahi, meskipun bagaimana rasa gembira, namun kebesaran Ilahi itu menyebabkan tiada seorangjua pun yang sanggup bercakap; mulut tertutup semuanya, ditambah lagi oleh rasa terharu setelahmenerima nikmat kurniaNya yang tiada tepermanai kemuliaan dan ketinggianNya itu.